Thomas Lembong Ungkap Kenapa Investasi Masih Minim

Thomas Lembong Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan beberapa sebab investasi di Indonesia masih minim atau seret, menurt data BKPM kejadian ini dikarenakan sikap para investor yang masih menahan investasinya dikarenakan gejolak ekonomi global.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal II (April-Juni) 2018 mencapai angka sebesar Rp 176,3 triliun. Angka ini turun 4,9 persen dibandingkan kuartal I-2018 yang sebesar Rp 185,3 triliun. Realisasi tersebut masih jauh dari target investasi di 2018 sebesar Rp 765 triliun.

Gejolak perekonomian global memang sangat dirasakan dampaknya bagi para investor dan ini secara tidak langsung berimbas kepada perekonomian dalam negeri. Nah inilah juga yang menyebabkan nilai tukar rupoah melemah terhadap Dolar Amerika Serikat.

“Yang menjadi masalah untuk investor jangka pendek terutama di pasar modal, terutama yang mempengaruhi rupiah, tingkat bunga, itu yang dirasakan masyarakat luas, jadi kita memang harus perhatikan juga sentimen pasar modal, investor jangka pendek supaya nggak terganggu,” ujarnya di Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Selasa (18/9) dilansir dari jawapos.com.

Tidak hanya diam, pemerintah memang sudah melalukan berbagai cara dengan mengeluarkan beberapa kebijakan ekonomi yang diharapkan bisa menahan gejolak ekonomi global tidak berimbas parah terhadapa perekonomian Indonesia.

Ditengah para investor yang masih menahan investasinya, memang pemerintah mencoba meyakinkan bahwa keadaan ekonomi di Indonesia masih sangat stabil dan bisa dibilang layak investasi. Hal inilah yang coba didorong karena buktinya sampai sekarang keadaan ekonomi Indonesia masih sangat stabil.

“Bagi investor jangka panjang guncangan pasar nggak masalah, karena secara fundamental ekonomi Indonesia sangat atraktif. Jadi yang perlu kita pikirkan untuk yang jangka pendek,” ujar Thomas Lembong.

Investasi di Indonesia memang tersebar di berbagai sektor, ada beberapa sektor yang memang akan sangat terpengaruh dan nantinya bisa berdampak terhadap ekonomi Indonesia, namun inilah yang coba distabilkan oleh pemerintah jangan sampai dampak ekonomi global mempengaruhi stabilitas ekonomi Indonesia.