Tantangan Investasi Bauran Energi Baru Terbarukan di Masa Pemerintahan Baru: Analisis dari IESR

Pada masa pemerintahan baru 2024-2029, pengembangan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan signifikan, khususnya terkait dengan investasi EBT. Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa mengungkapkan beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam pengembangan bauran Energi Baru Terbarukan adalah tingginya subsidi energi fosil, yang mencapai angka fantastis hingga Rp250 Triliun di tahun 2024. Besarnya subsidi ini menjadi kendala serius bagi energi EBT, membuatnya sulit bersaing dan memiliki daya tarik bagi investor.

Menurut Fabby Tumiwa, perlu dilakukan perbaikan aturan terkait subsidi energi untuk mendorong daya saing EBT sambil tetap memastikan ketahanan energi nasional. Hal ini mengisyaratkan perlunya restrukturisasi dalam alokasi anggaran energi, di mana subsidi dapat dialihkan untuk mendukung investasi dan pengembangan EBT.

Upaya ini sejalan dengan visi global untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan beralih ke sumber energi yang lebih berkelanjutan. Oleh karena itu, peran pemerintah dalam menciptakan kebijakan yang mendukung investasi bauran Energi Baru Terbarukan menjadi semakin vital.

Dalam dialog dengan Syarifah Rahma pada Selasa, 20 Februari 2024, Fabby Tumiwa menyampaikan pentingnya menciptakan regulasi yang dapat mendorong daya saing EBT di pasar energi nasional. Dengan regulasi yang jelas dan mendukung, investor akan merasa lebih yakin untuk berpartisipasi dalam pengembangan proyek EBT.

Selain itu, diperlukan sinergi antara sektor swasta dan pemerintah dalam mendukung investasi EBT. Kolaborasi ini dapat melibatkan penyedia teknologi terkini, lembaga keuangan, dan pelaku industri untuk mencapai target pengembangan EBT yang ambisius.

Pentingnya membangun ekosistem yang kondusif bagi investasi bauran Energi Baru Terbarukan juga menjadi sorotan dalam dialog tersebut. Langkah-langkah seperti pengembangan infrastruktur terkait, perizinan yang efisien, dan insentif fiskal yang menarik dapat menjadi pemicu pertumbuhan investasi dalam sektor ini.

Dengan mengatasi tantangan investasi EBT dan melibatkan semua pemangku kepentingan, Indonesia dapat meraih potensi besar dalam menyumbang pada penurunan emisi karbon global dan meningkatkan ketahanan energi nasional. Inilah waktunya bagi pemerintah dan pelaku industri bersama-sama membentuk masa depan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Demikian informasi seputar pengembangan bauran Energi Baru Terbarukan di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Postmineral.Com.