Pemecahan Misteri “Kelebihan Kapasitas” Tiongkok dalam Industri Energi Baru

Tiongkok adalah pusat industri global yang tak terbantahkan, kembali menjadi sorotan internasional, kali ini dalam konteks produksi kendaraan energi baru (NEV) dan baterai lithium-ion. Namun, apakah “kelebihan kapasitas” yang disoroti oleh beberapa negara Barat benar-benar memenuhi kenyataan?

Menurut para ekonom, kelebihan kapasitas terjadi ketika produksi melebihi permintaan global. Namun, data menunjukkan bahwa Tiongkok masih berada di bawah kapasitasnya dalam memenuhi permintaan NEV global. Pada tahun 2023, penjualan NEV global mencapai 14,65 juta unit, sementara Tiongkok hanya memproduksi sekitar 9,587 juta unit, dengan sebagian besar dikonsumsi secara domestik.

Laporan dari Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan permintaan kendaraan listrik akan terus meningkat, bahkan melebihi kapasitas produksi Tiongkok. Dengan tingkat pertumbuhan produksi NEV sebesar 20 persen per tahun, Tiongkok masih akan berada di bawah permintaan global pada tahun 2030.

Namun, tantangan terbesar bagi Tiongkok adalah mempertahankan tingkat pertumbuhan produksi yang tinggi, terutama dalam industri baterai lithium-ion. Meskipun Tiongkok saat ini memiliki sekitar 70 persen kapasitas global dalam produksi baterai lithium-ion, pertumbuhan yang konsisten diperlukan untuk tetap bersaing di pasar global.

Dengan demikian, klaim “kelebihan kapasitas” yang dilontarkan oleh beberapa pihak Barat mungkin lebih berkaitan dengan ketidakpastian pasar dan perubahan dinamika ekonomi global daripada fakta yang sebenarnya. Tiongkok dengan kebijakan dan strategi yang tepat, masih memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam industri energi baru di masa depan.

Demikian informasi seputar posisi Tiongkok dalam industri energi baru. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Postmineral.Com.