Matahari Buatan: Solusi Energi Bersih dan Perlombaan Berbagai Negara untuk Sukseskan Penelitian

Berbagai negara di seluruh dunia sedang mengembangkan teknologi matahari buatan, sebuah terobosan dalam bidang energi yang memanfaatkan reaksi fusi untuk menghasilkan energi bersih. Matahari buatan menjadi solusi potensial untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan memberikan pasokan energi yang lebih berlimpah.

Teknologi ini diyakini memiliki potensi untuk menghasilkan energi yang empat kali lebih besar daripada energi fosil, dengan zat buangan yang minimal dan ramah lingkungan. Sejumlah negara telah berhasil mencapai kemajuan signifikan dalam pengembangan matahari buatan, dengan mencatatkan prestasi di berbagai bidang penelitian dan pengembangan teknologi fusi.

  1. China: Melalui Experimental Advance Superconducting Tokamak (EAST), China berhasil mencatatkan pencapaian gemilang dengan sukses memecahkan rekor suhu plasma hingga mencapai 120 juta derajat Celcius. Proyek ini merupakan bagian dari fasilitas Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER), yang melibatkan kolaborasi antara beberapa negara termasuk China, Uni Eropa, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia, dan Amerika Serikat.
  1. Korea Selatan: Matahari buatan buatan Korea Selatan mencatatkan rekor sebelumnya dengan sukses menyala selama 20 detik dengan suhu mencapai 100 juta derajat Celcius. Proyek ini merupakan hasil kerjasama antara Seoul National University (SNU), Columbia University Amerika Serikat, dan KSTAR Research Center di Korea Institute of Fusion Energy (KFE).
  1. Jepang: Jepang meresmikan reaktor fusi nuklir eksperimental terbesar di dunia, JT-60SA, pada Desember 2023. Proyek ini menjadi bagian dari proyek internasional ITER dan bertujuan untuk mereplikasi reaksi matahari. Jepang juga menjadi salah satu pengembang utama dalam proyek ITER.
  1. Prancis: Prancis menjadi tuan rumah proyek ITER, proyek energi fusi terbesar di dunia yang bertujuan untuk menunjukkan kemungkinan fusi yang dapat dihasilkan pada skala komersial. Proyek ini diperkirakan akan menjadi reaktor fusi terbesar di dunia ketika mulai beroperasi pada tahun 2035.
  1. Amerika Serikat: Para peneliti dari Institut Teknologi Massachusetts (MIT) dan perusahaan swasta telah berhasil mengembangkan teknologi magnet superkonduktor dengan suhu tinggi. Teknologi ini diyakini memiliki potensi untuk membuat matahari buatan dengan skala yang lebih besar.
  1. Inggris: Inggris mencapai tonggak sejarah dengan mencapai plasma pertama dalam Mega Amp Spherical Tokamak (MAST)-Upgrade di Culham pada Oktober 2020. Proyek ini menjadi cikal bakal prototipe Inggris Spherical Tokamak for Energy Production (STEP).
  1. India: India juga memiliki peran penting dalam proyek ITER dan telah membuat kemajuan dalam penelitian fusi. Berbagai teknologi fusi telah dikembangkan oleh para ilmuwan India, termasuk produksi komponen penting untuk ITER.

Dengan pencapaian yang terus berkembang di berbagai belahan dunia, teknologi matahari buatan menjadi harapan untuk masa depan energi yang bersih dan berkelanjutan.

Demikian informasi seputar berbagai negara yang melakukan penelitian terhadap matahari buatan. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Postmineral.Com.