Pemerintah Indonesia telah menawarkan peluang investasi yang menarik dalam sektor energi terbarukan kepada pengusaha di China. Dalam forum “The China RE Invest Indonesia 2024” di Beijing pada Senin, upaya untuk mendorong investasi ini disorot dengan berbagai inisiatif yang telah diambil oleh pemerintah.
Menurut pernyataan dari Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rachmat Kaimuddin, Indonesia telah melakukan langkah-langkah penting untuk mendukung transisi energi. Ini termasuk pembangunan infrastruktur transmisi listrik baru, pengembangan rantai pasok energi terbarukan, khususnya dalam sektor energi surya, serta pengembangan ekosistem kendaraan listrik, baterai, dan hidrogen hijau.
Forum tersebut, yang merupakan kerjasama antara Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing, Tenggara Strategics, dan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, bertujuan untuk memperkenalkan peluang investasi dan pembiayaan kepada investor dan pemodal asal China di sektor energi terbarukan di Indonesia.
Salah satu poin penting yang ditekankan adalah bahwa produksi panel surya dan sistem penyimpanan energi baterai (BESS) untuk ekspor listrik ke Singapura harus memenuhi persyaratan konten lokal minimal 60 persen. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk menggalakkan investasi yang berkelanjutan dan berdampak positif secara lokal.
Dalam acara tersebut, Direktur Utama PT PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa PLN berencana untuk mengembangkan sistem jaringan pintar secara menyeluruh guna mendukung berbagai sumber energi terbarukan. Langkah ini diharapkan akan membuka jalan bagi Indonesia untuk mengekspor energi terbarukan ke Singapura.
Selain itu, peran PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebagai “Special Mission Vehicle” (SMV) di bawah Kementerian Keuangan juga turut dibahas. SMI bertugas memfasilitasi investor dan lembaga keuangan untuk pengembangan energi terbarukan di Indonesia, menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung infrastruktur dan investasi di sektor ini.
Eka Satria dari Medco Power Indonesia mengajak para investor dan pemodal China untuk berpartisipasi dalam ekspor energi terbarukan ke Singapura dengan berinvestasi dalam pembuatan modul PV surya dan sistem penyimpanan energi baterai (BESS). Ini menunjukkan potensi kerjasama yang kuat antara Indonesia dan China dalam pengembangan energi terbarukan.
Trina Solar, perusahaan asal China, telah menunjukkan komitmennya dengan berinvestasi lebih dari 86 juta dolar AS di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah, untuk memproduksi sel dan modul N-type topcon 1 GW. Langkah ini tidak hanya menciptakan peluang investasi, tetapi juga membuka jalan bagi pengembangan infrastruktur energi terbarukan di Indonesia.
Dengan Singapura berencana untuk mengimpor 4 Gigawatt (GW) listrik rendah karbon pada 2035, inisiatif ekspor energi terbarukan dari Indonesia menjadi semakin menarik. Persetujuan bersyarat kepada lima perusahaan Indonesia untuk mengekspor 2 GW energi bersih ke Singapura menandai peluang investasi sebesar 15 miliar dolar AS. Hal ini memberikan kesempatan yang penting bagi para pemangku kepentingan di sektor energi terbarukan China untuk berinvestasi dan berkolaborasi dalam upaya menuju masa depan energi yang berkelanjutan.
Dengan demikian, Indonesia menawarkan posisi strategis sebagai pusat investasi di kawasan ASEAN dengan potensi pasar energi surya yang signifikan. Dengan dukungan penuh dari pemerintah serta komitmen dari para pemangku kepentingan, Indonesia berada pada jalur yang tepat untuk menjadi pemimpin dalam industri energi terbarukan di kawasan ini.
Demikian informasi seputar peluang investasi energi terbarukan yang ditawarkan Indonesia ke China. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Postmineral.Com.