Energi Nuklir sebagai Solusi: Indonesia dan Rusia Berkomitmen untuk Masa Depan Bersih

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, memberikan komitmen kuat untuk mendukung Indonesia dalam mengembangkan teknologi nuklir guna mendukung transisi menuju energi bersih. Pernyataan ini disampaikan oleh perwakilan Rosatom di Indonesia, Anna Belokoneva, dalam acara pameran dan forum industri nuklir global ATOMEXPO 2024 di Sochi, Rusia, pada Selasa (26/3).

Anna menyatakan keyakinannya bahwa energi nuklir merupakan solusi masa depan dalam menghadapi perubahan iklim dan menuju dunia dengan emisi karbon nol. “Kami percaya nuklir adalah masa depan karena hanya dengan nuklir kita bisa menghadapi perubahan iklim dan mewujudkan dunia dengan nol emisi karbon,” katanya.

Selama ini, Rusia telah aktif bekerja sama dengan Indonesia, terutama di bidang pendidikan, dengan banyak mahasiswa Indonesia yang mempelajari teknologi nuklir dan mengaplikasikannya di negara tersebut. Rosatom juga terus menjalin komunikasi dengan Indonesia untuk pengembangan teknologi nuklir, meskipun belum ada pembicaraan yang mengarah pada kerja sama konkret.

“Kami senang untuk berbagi pengalaman dan keahlian kami di bidang nuklir, yang telah ditekuni oleh Rosatom lebih dari 80 tahun ini,” ungkap Anna.

Direktur Pengembangan dan Bisnis Internasional Rosatom, Kirill Komarov, menambahkan bahwa semakin banyak negara yang menyadari pentingnya pemanfaatan energi nuklir. Teknologi nuklir Rosatom telah hadir di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Turki, Mesir, India, Bangladesh, Tiongkok, dan Belarusia.

Rosatom juga sedang menjajaki kerja sama dengan negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. “Makin banyak negara di dunia yang meyakini bahwa energi nuklir tidak hanya akan bertahan lama, tetapi akan berkembang pesat,” kata Kirill.

Menurut perkiraan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), pembangkit listrik tenaga nuklir akan tumbuh 2,5 kali lipat pada tahun 2050, yang akan memproduksi 9 persen dari total bauran energi global.

Di Indonesia, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah mengundang partisipasi para pelaku industri nuklir global untuk bekerja sama dalam pengembangan reaktor nuklir generasi IV. Menurut Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir BRIN, Topan Setiadipura, reaktor yang paling sesuai untuk dikembangkan di Indonesia adalah berpendingin gas suhu tinggi (HTGR) karena aman, ekonomis, dan menghasilkan limbah minimum.

Dalam pameran ATOMEXPO 2024, Topan memaparkan rencana Indonesia membangun teknologi HTGR pebble bed berkapasitas 40 MWt yang dinamakan PeLUIt-40. “Harapannya BRIN bisa melakukan joint development. Kalau untuk teknologi yang BRIN kembangkan, mitra yang cocok itu Rosatom (Rusia) atau Tiongkok,” ujarnya.

Rosatom telah berperan dalam pengembangan reaktor generasi IV di Indonesia dengan melakukan transfer desain konseptual HTGR pebble bed pada tahun 2015—2016. BRIN telah mengajukan anggaran pengembangan teknologi HTGR kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sebesar Rp2 triliun dengan perkiraan pengerjaan selama sekitar 5 tahun.

HTGR merupakan jenis reaktor generasi IV yang mampu beroperasi pada suhu sangat tinggi dan menggunakan gas sebagai pendingin serta grafit sebagai moderator reaktor. Reaktor tersebut dianggap lebih aman dan mampu menghasilkan panas yang dapat digunakan dalam industri, seperti produksi gas hidrogen.

Dukungan Rosatom dalam pengembangan energi nuklir di Indonesia menjadi langkah positif dalam upaya negara ini untuk mencapai sumber energi bersih dan berkelanjutan. Kerja sama antarnegara dalam bidang ini menjadi landasan kuat bagi masa depan energi Indonesia yang lebih ramah lingkungan.

Demikian informasi seputar perkembangan energi nuklir di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Postmineral.Com.