Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) mengumumkan langkah strategis untuk mentransformasi sumber energi smelter di Sulawesi dari batu bara ke gas. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon serta menyediakan energi yang lebih bersih dan efisien bagi industri pengolahan dan pemurnian (smelter) yang sangat bergantung pada pasokan listrik besar.
Langkah ini dimulai dengan penarikan pipa gas dari Selat Makassar menuju Palu, Sulawesi Tengah. Di Palu, pemerintah berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTGU) baru yang akan menyuplai energi melalui jaringan transmisi ke berbagai smelter di Sulawesi.
Proyek sumber energi smelter di Sulawesi diharapkan bisa terealisasi pada tahun 2027, akan memanfaatkan gas dari berakhirnya kontrak gas bumi Donggi Senoro dengan kapasitas 337 MMSCFD. Gas ini akan digunakan untuk membangun PLTGU Wellhead baru dengan kapasitas 1.800 MW.
Selain itu, pasokan gas tambahan akan datang dari Lapangan ENI Muara Bakau di Selat Makassar dengan potensi sebesar 500 MMSCFD. Gas ini akan digunakan untuk membangun PLTGU baru di Palu dengan kapasitas 2.650 MW.
Pemerintah berharap langkah ini dapat meningkatkan suplai energi bersih ke smelter-smelter di Sulawesi, termasuk klaster Huadi di Sulawesi Selatan, Pomala-Ceria di Sulawesi Tenggara, dan Konawe-Morowali.
Dengan harga gas yang diatur melalui Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) sekitar 6 US$/MMBTU, biaya transmisi sebesar 3,88 cUS$/kWh, dan harga listrik sekitar 11 cUS$/kWh, biaya energi ini dianggap kompetitif untuk mendukung keberlanjutan industri smelter.
Investasi senilai US$14 miliar dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sulawesi hingga tahun 2030, dengan alokasi US$10,7 miliar untuk pembangkit, US$2,3 miliar untuk transmisi, dan US$1 miliar untuk gardu induk.
Kebutuhan listrik terbesar di Sulawesi diperkirakan mencapai 11.139 MW hingga tahun 2030, terutama untuk industri sumber energi smelter di Sulawesi. Saat ini, kebutuhan energi smelter di Sulawesi mencapai 20 gigawatt (GW), sebagian besar masih dipenuhi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Komitmen pemerintah untuk menyediakan energi bersih ini merupakan bagian dari upaya transisi energi berkelanjutan. Smelter yang membutuhkan energi besar kini berada dalam proses transformasi yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan ramah lingkungan.
Dengan luas area smelter mencapai 4.500 hektare, kebutuhan listrik yang mendekati 7 GW menjadi tantangan yang harus diatasi melalui inovasi energi bersih.
Demikian informasi seputar perubahan sumber energi smelter di Sulawesi dari batu bara ke gas. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Postmineral.Com.