Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah mengambil langkah strategis dengan menyiapkan dua kargo gas alam cair (LNG) tambahan untuk PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Kargo tersebut akan ditarik dari Kilang Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat, sebagai upaya untuk mengatasi defisit pasokan gas pipa dari beberapa lapangan di kawasan Sumatera Bagian Tengah, Sumatera Selatan, dan Jawa Bagian Barat.
Menurut Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi Suryodipuro memaparkan PGN telah menyampaikan rencana pengambilan 2 kargo LNG pada triwulan ketiga tahun ini. Meskipun demikian, harga kontrak masih menunggu penawaran dari PGN dan akan didiskusikan bersama penjual serta SKK Migas. Harga LNG diprediksi akan mengacu pada harga minyak mentah Indonesia, membentuk sebuah formula yang akan menjadi acuan dalam proses kontrak.
Tambahan kargo LNG ini menjadi penting untuk menutup defisit pasokan gas pipa dari lapangan-lapangan seperti Blok Corridor, PEP Sumatera Selatan, PEP Jawa Barat, PHE Jambi Merang, dan beberapa kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lainnya di kawasan tersebut.
PGN saat ini sedang melakukan sosialisasi dan penjajakan kepada industri pengguna terkait opsi pengalihan sumber gas dari pipa menjadi LNG. Meskipun penggunaan LNG mungkin akan meningkatkan biaya bagi end user karena biaya tambahan seperti biaya kapal, regasifikasi, dan transportasi lainnya, ini dianggap sebagai langkah yang diperlukan untuk memastikan pasokan gas yang berkelanjutan.
Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama, menjelaskan bahwa perusahaan sedang dalam pembahasan mengenai harga kontrak dengan pemasok LNG dan SKK Migas. Proses tersebut masih berlangsung, terutama dalam aspek logistik dan komersial yang memerlukan persiapan dan tinjauan dari semua pihak terkait.
Perkiraan permintaan gas bumi di beberapa kawasan Indonesia seperti Sumatra Tengah, Sumatra Selatan, dan Jawa Bagian Barat hingga tahun 2034 memperlihatkan kebutuhan tambahan pasokan gas hasil regasifikasi LNG sebesar 73 hingga 355 billion british thermal unit per day (BBtud), yang mengambil porsi signifikan dari keseluruhan pasokan gas untuk pelanggan PGN di tiga kawasan tersebut.
Dengan langkah strategis ini, SKK Migas dan PGN berharap dapat mengatasi defisit pasokan gas yang terjadi, memastikan kelancaran distribusi gas alam, serta mendukung pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia.
Demikian informasi seputar upaya SKK Migas dan PGN untuk mengatasi defisit pasokan gas di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Postmineral.Com.