Untuk mendukung eksplorasi migas domestik, SKK Migas telah menyiapkan dana sebesar Rp46,8 triliun. Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto mengungkapkan bahwa dana ini bersumber dari alokasi Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) sebesar Rp15 triliun dan komitmen kontraktor migas senilai 2 miliar dolar AS (Rp31,8 triliun).
“Bapak Menteri ESDM telah berjuang menyediakan Rp15 triliun per tahun untuk eksplorasi. Dana tambahan dari komitmen kontraktor juga sepenuhnya akan digunakan untuk kegiatan eksplorasi,” kata Djoko dalam media briefing di Jakarta, Selasa.
Dalam dua tahun terakhir, SKK Migas telah melakukan engagement dengan lebih dari 40 perusahaan migas internasional. Langkah tersebut diambil untuk menarik investasi demi meningkatkan produksi migas dan eksplorasi migas domestik.
Namun, tantangan besar tetap ada. Penurunan produksi migas terus terjadi, dengan capaian lifting minyak Semester I 2024 hanya sebesar 576 ribu barel per hari (BOPD). Angka ini lebih rendah dibanding target APBN 2024 sebesar 635 ribu BOPD.
Penasihat Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf menambahkan bahwa dana Rp15 triliun yang diusulkan Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia juga dialokasikan untuk infrastruktur dan jaringan gas.
“Anggaran ini tidak sepenuhnya untuk eksplorasi, tapi sebagian besar tetap mendukung kegiatan utama,” ujarnya.
Djoko menekankan pentingnya kolaborasi antara SKK Migas, Kementerian ESDM, serta kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk mencapai target lifting. Kebijakan perpanjangan kontrak dengan komitmen pasti dinilai menjadi salah satu strategi penting dalam meningkatkan eksplorasi migas.
Dengan dukungan dana yang cukup dan langkah strategis yang tepat, SKK Migas berharap dapat mendorong eksplorasi migas secara masif, sehingga target produksi migas dapat tercapai di masa depan.
Demikian informasi seputar eksplorasi migas di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Postmineral.Com.