PLTA Kayan akan dibangun dengan sokongan dana dari Power China dan Central Asia Capital Ltd.
PT Kayan Hidro Energi (KHE) berencana membendung Sungai Kayan, Kalimantan Utara untuk dijadikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 9.000 megawatt (MW).
Untuk melaksanakan pembangunan tersebut, PT KHE telah menjalin kerjasama dengan Power China dan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Adhi Karya dan Pelabuhan Indonesia IV (Persero).
“Kita sudah prepare kajian dan kesiapan dari hulu sampai hilir, akhir tahun ini kita rencanakan mulai konstruksi,” ungkap Direktur Operasional PT KHE Khaerony di Jakarta, Rabu (21/8/2019). Seperti dilansir dari Kontan.co.id.
Pembangunan PLTA Kayan membutuhkan dana investasi yang besar
Khaerony menjelaskan, pembangunan PLTA Kayan akan dilakukan dalam lima tahap. Mula-mulanya akan dibangun PLTA Kayan 1 dengan kapasitas 900 MW. Disusul konstruksi PLTA Kayan 2 dengan target daya 1.200 MW.
Adapun PLTA Kayan 3 dan 4 akan dibangun dengan kapasitas 1.800 MW dan PLTA Kayan 5 diproyeksikan mampu menghasilkan daya sebesar 3.200 MW.
Dia memperkirakan, setiap tahap pembangunan bendungan tersebut akan selesai dalam kurun waktu 5 tahun.
Pihak KHE menargetkan, pada tahun 2025, PLTA Kayan 1 sudah bisa diopersikan secara komersial.
Artinya, listrik yang diproduksi oleh PLTA Kayan 1 sudah dapat dipakai untuk melistriki masyarakat Kalimantan melalui transmisi PLN.
Khaerony mengungkapkan, pihaknya juga telah melakukan kajian pembangunan PLTA sejak tahun 2009. Oleh karenanya, mereka sangat optimis dapat mulai mengeksekusi proyek pada tahun ini.
Dari segi pendanaan, PT KHE akan mengandalkan sokongan dana dari Power China dan Central Asia Capital Ltd.
Pasalnya dana investasi yang diperlukan untuk membangun PLTA Kayan sangatlah besar sekitar 2,3-2,7 juta dolar Amerika Serikar (AS) per megawattnya.
“Kurang lebih bendungan itu investasi 1 MW-nya 2,3-2,7 juta dolar AS,” terang Khaerony seperti dilansir dari Tirto.id.
PLTA Kayan ditargetkan dapat menghasilkan daya sebesar 9.000 MW. Dengan begitu, total dana investasi yang diperlukan untuk membangun pembangkit listrik berbasis hidro power ini adalah 2,3-2,7 miliar dolar AS atau senilai Rp 289,8 triliun-Rp340,2 triliun. Dengan asumsi satu dolar AS dihargai Rp 14.000,-.