Dwi Soetjipto telah resmi dilantik sebagai kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Senin 3 Desember 2018. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignatius Jonan melantik Dwi sebagai pengganti Amien Sunaryadi yang telah selesai masa jebaran sebagai Kepala SKK Migas sejak 18 November 2018 lalu.
Amien berkesempatan memberikan sambutan perpisahan. Dalam sambutan tersebut, Amien berbagai cerita soal pengalamannya menjadi Kepala SKK Migas selama empat tahun sejak 21 November 2018. Kemudian Amien memberikan gambaran mengenai tantangan yang harus diemban Dwi selaku SKK Migas yang baru.
Saat diminta menjabat sebagai Kepala SKK Migas oleh Sudirman Said waktu itu, Amien mengaku bahwa dirinya tidak paham mengenai persoalan Migas. Namun saat itu, Sudirman meyakinkan bahwa hal paling penting dalam SKK Migas adalah menerapkan good corporate governance (GCG). Hal tersebut agar pengelolaan migas bersih dan transparan serta bebas dari penyuapan.
Amien mengaku ditunjuk untuk membereskan SKK Migas yang banyak diterpa isu korupsi dan penyuapan. Pada saat Amien menjabat, SKK Migas lolos sertifikasi sistem manajemen anti penyuapan.
Amien berharap agar Dwi dapat melanjutkan GCG yang ada di SKK Migas. Selain itu, SKK Migas memiliki banyak tantangan khususnya mengenai eksploras dan produksi. Amien menjelaskan bahwa Indonesia belum memiliki data sub surface, padahal sudah ratusan tahun menghasilkan minyak.
Begitu juga mengenai anggaran eksplorasi, dimana hal tersebut membutuhkan dana yang besar. Namun dana tersebut tidak berasal dari APBN. Untuk itu dibutuhkan komtmen eksplorasi dan Amien berpesan agar Kepala SKK Migas yang baru dapat menggunakan database of survei dengan dana US$ 2 miliar dengan baik.
Yang paling penting adalah tantangan terbasar dari SKK Migas ke depan ialah untuk meningkatkan produksi migas, mengigat hingga saat ini belum ada yang menemukan giant discovery, termasuk Pertamina. Menurut Amien, penemuan giant discovery sangat dibutuhkan karena Indonesia membutuhkan sekitar 1,5 juta barel per hari.