Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Wamenlu RI), Pahala Nugraha Mansury menegaskan pentingnya memperkuat kerja sama energi antara Indonesia dan negara-negara Arab di Kawasan Teluk, khususnya anggota Gulf Cooperation Council (GCC). Fokus utama dari kerja sama ini adalah dalam bidang transisi energi, yang semakin relevan di tengah perubahan iklim global dan kebutuhan akan energi yang lebih bersih.
Dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal GCC, Jasem Mohamed A.A. Albudaiwi, yang berlangsung di Jakarta, Rabu lalu, Mansury menekankan bahwa kerja sama energi perlu mencakup peningkatan efisiensi rantai pasok minyak dan gas serta investasi di sektor energi terbarukan.
“Kerja sama Indonesia dan GCC ke depan salah satunya perlu dititikberatkan pada bidang transisi energi termasuk meningkatkan efisiensi rantai pasok minyak dan gas dan investasi di energi terbarukan,” ujar Mansury.
Langkah ini tidak hanya akan meningkatkan hubungan bilateral tetapi juga berkontribusi pada ketahanan energi global. Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di berbagai wilayah, termasuk di Timur Tengah, kerja sama ini diharapkan mampu memberikan stabilitas dan keberlanjutan di sektor energi.
Wamenlu RI juga mendorong adanya kolaborasi yang lebih erat antara Indonesia Investment Authority (INA) dengan sovereign wealth fund negara-negara anggota GCC. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan aliran investasi di kedua belah pihak.
Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan forum investasi ekonomi yang melibatkan tidak hanya kalangan bisnis tetapi juga dana investasi pemerintah, untuk mendorong investasi strategis di berbagai sektor, termasuk energi.
Selain kerja sama energi, Indonesia juga mengusulkan pelaksanaan Dialog Politik dan Keamanan pada tahun depan, sebagai langkah memperkuat hubungan di luar bidang ekonomi. Mansury juga menegaskan dukungan Indonesia terhadap Palestina, mengajak negara-negara GCC untuk terus mendukung upaya perdamaian yang adil dan berkelanjutan.
Kerja sama Indonesia dengan GCC selama ini didasarkan pada beberapa kesepakatan strategis, termasuk Deklarasi Kehendak tahun 2015 dan Memorandum Saling Pengertian tahun 2019. Rencana strategis bersama ini akan diperbarui untuk mencakup periode 2025-2029, dengan fokus pada area-area seperti dialog politik dan keamanan, perdagangan, pariwisata, pendidikan, dan kesehatan.
Kawasan Teluk, sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi global, terus menjadi mitra penting bagi Indonesia. Dengan total perdagangan yang mencapai USD15,7 miliar pada tahun 2023, kerja sama ini diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua belah pihak. Demikian informasi seputar kerja sama energi Indonesia dengan negara-negara Arab. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Postmineral.Com.