Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sedang mengarahkan transformasi ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan melalui pengembangan energi terbarukan. Komitmen tersebut terwujud dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), yang menargetkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 70% pada tahun 2030.
Bank Indonesia (BI) Kaltim turut memperkuat upaya ini dengan mendorong investasi di sektor non-ekstraktif, terutama energi terbarukan. Kepala Kantor Perwakilan BI Kaltim, Budi Widihartanto, menjelaskan bahwa Kaltim tidak bisa terus bergantung pada komoditas tambang seperti batu bara.
Oleh karena itu, pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), tenaga air (PLTA), dan tenaga biomassa (PLTBio) menjadi fokus utama untuk memenuhi target bauran energi tersebut.
“Transformasi ini tengah dibangun secara struktural dan menyeluruh,” ucap Budi dalam acara Temu Media KPw BI Kaltim pada 1 Juli 2025.
Bank Indonesia Dukung Pengembangan Energi Terbarukan di Kaltim
Pengembangan energi terbarukan di Kaltim tidak hanya sekadar mendorong penggunaan energi hijau, tetapi juga membuka peluang investasi baru. BI bersama Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dan Pemerintah Provinsi Kaltim, meluncurkan program Regional Investor Relations Unit (RIRU).
Program itu bertujuan menarik investasi di sektor energi terbarukan, pariwisata, pertanian, dan maritim, yang mendukung pengembangan ekonomi berbasis keberlanjutan.
Pembangunan infrastruktur energi terbarukan menjadi salah satu kunci suksesnya transformasi ini. Namun, tantangan besar berupa regulasi yang cepat, pembangunan infrastruktur yang memadai, dan kebijakan yang konsisten harus segera diatasi agar target bauran EBT dapat tercapai.
BI Kaltim juga bekerja sama dengan sektor swasta dan pemerintah untuk mendukung pengembangan energi hijau yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Kesimpulan
Pengembangan energi terbarukan menjadi fokus utama dalam transformasi ekonomi Kaltim. Dengan target ambisius untuk mencapai bauran energi hijau sebesar 70% pada 2030, Kaltim berkomitmen untuk beralih dari ekonomi berbasis tambang menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan dan inklusif. Melalui dukungan kebijakan dan investasi di sektor energi terbarukan, Kaltim berharap dapat mencapai tujuan tersebut, sekaligus membuka peluang investasi yang lebih luas.
Demikian informasi seputar pengembangan energi terbarukan di Kaltim. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Postmineral.Com.