Beberapa waktu yang lalu seperti yang kita ketahui PT Pertamina (Persero) melakukan perombakan jajaran direksi. Pada perombakan kali ini, Elia Massa Manik dicopot dari posisinya sebagai Direktur Utama Pertamina. Selain itu, ada empat posisi lain yang mengalami perombakan.
Selain PT Pertamina (Persero) yang melaksanakan perombakan jajaran direksi, Chevron juga menunjuk bos baru untuk Chevron IndoAsia Business Unit (IBU) yang mengelola juga kawasan kerja migas di Indonesia. Chevron secara sah menunjuk Kevin Lyon sebagai Managing Director IBU per 1 Oktober 2018.
“Lyon, 52 tahun, akan menggantikan Chuck Taylor, yang akan memasuki masa pensiun di awal tahun 2019 dengan rekam jejak karir yang sangat baik selama 38 tahun. Kevin Lyon akan menaungi pengelolaan kegiatan eksplorasi dan produksi Chevron di Indonesia dan Filipina,” ungkap Danya Dewanti, Manager Corporate Communications dalam siaran pers pada Kamis (30/8).
Sebagai pimpinan operasi hulu di Indonesia dan Filipina selama lima tahun terakhir, Chuck Taylor sukses memimpin IBU untuk memberikan performa operasi dan bisnis yang amat gemilang. Sepanjang karirnya, Chuck Taylor menjabat di berbagai posisi keteknikan dan manajemen di Amerika Serikat, Inggris, Nigeria dan Indonesia.
Kevin Lyon akan bertugas di IBU dengan membawa pengalaman operasi dan kepemimpinan yang komplit. Selama 30 tahun berkarir, Kevin Lyon sudah menjabat bermacam-macam posisi teknis dan manajemen di Bangladesh, Indonesia, Nigeria, Belanda, Filipina dan Amerika Serikat.
Sebelum menjabat di posisinya ini sebagai Special Advisor IBU, Kevin Lyon merupakan Country Manager dan President Chevron Bangladesh, yang mengelola lebih dari separo produksi harian gas alam nasional di negara itu, posisi yang beliau jabat semenjak tahun 2015 sampai 2018.
Chevron adalah salah satu perusahaan sumber daya di dunia dan viaanak-anak perusahaan di Indonesia, termasuk PT Chevron Pacific Indonesia, sudah beroperasi di negeri ini selama lebih dari 94 tahun. Chevron tercatat menjadi salah satu produsen minyak mentah terbesar di Indonesia yang berasal dari lapangan-lapangan migas di darat yang berada di Riau, Sumatera dan lapangan-lapangan migas lepas pantai di Kalimantan Timur.
Sampai sekarang Chevron mengklaim sudah memproduksi lebih dari 13 miliar barel minyak untuk pemenuhan keperluan sumber daya dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam mengoperasikan blok migas, anak-anak perusahaan itu berada di bawah pengawasan SKK Migas menurut kontrak kerja sama atau Production Sharing Contract (PSC).