Investasi energi bersih global terus menunjukkan tren yang signifikan, dengan nilai mencapai 2 triliun dolar AS (Rp31.510 triliun) sepanjang tahun ini. Di ajang KTT Iklim PBB ke-29 (COP29), yang diselenggarakan di Azerbaijan, Sekretaris Eksekutif Perubahan Iklim PBB Simon Stiell menekankan bahwa investasi ini mendekati dua kali lipat dari investasi dalam bahan bakar fosil. Pernyataan tersebut menyoroti keseriusan dunia dalam mempercepat transisi menuju energi terbarukan.
Stiell menjelaskan bahwa krisis iklim bukan lagi sekadar isu global, namun menyentuh kepentingan pribadi setiap negara. Ia menegaskan bahwa “keuangan iklim tidak boleh dipandang sebagai amal, tetapi sebagai kebutuhan yang mendesak bagi negara maju maupun berkembang.”
Menurutnya, reformasi dalam sistem keuangan global perlu dilakukan agar setiap negara memiliki ruang fiskal yang cukup untuk memperkuat investasinya dalam energi bersih.
Pernyataan Stiell juga mencakup peringatan keras akan dampak perubahan iklim pada berbagai aspek kehidupan, seperti harga energi dan stabilitas ekonomi.
Ia menyampaikan, “Apakah kita siap menghadapi lonjakan biaya energi yang lebih tinggi? Atau risiko ketidakstabilan global yang mengancam kehidupan manusia? Krisis iklim ini mempengaruhi kita semua.”
Ia mengajak semua pihak untuk bersatu dalam mendukung tujuan global untuk percepatan investasi energi bersih dan transisi ke energi terbarukan.
Selama pertemuan, para pemimpin internasional didorong untuk segera menyepakati target-target finansial dan adaptasi iklim guna mengukur dan memantau keberhasilan transisi energi. Stiell menambahkan, “Anda tidak bisa mengelola apa yang tidak dapat diukur.
Indikator adaptasi harus disepakati agar kita dapat memahami apakah kita sedang berada di jalur yang benar dalam memperkuat ketahanan.”
Transisi energi bersih kini tidak hanya menyentuh aspek lingkungan, tetapi juga ekonomi. Dengan investasi yang besar dan dukungan dari sistem keuangan global, diharapkan energi bersih dapat menjadi solusi yang terjangkau dan berkelanjutan bagi seluruh negara.
Para pengamat menilai bahwa langkah-langkah ini akan membantu negara-negara berkembang untuk turut merasakan manfaat langsung dari investasi energi bersih, yang tidak hanya mengurangi emisi, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Demikian informasi seputar investasi energi bersih. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Postmineral.com.