Cadangan devisa Indonesia terus meningkat pada akhir Februari 2023, mencapai US$140,3 miliar. Penerimaan pajak dan tarik UlN menjadi penyebab utama kenaikan tersebut. Penerimaan pajak pada Februari 2023 meningkat sebesar 21,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pajak penghasilan (PPh) badan menjadi kontributor utama dari kenaikan penerimaan pajak. Hal ini dapat diartikan sebagai indikasi pertumbuhan sektor usaha di Indonesia yang semakin kuat dan stabil.
Di sisi lain, pengeluaran pemerintah turun sebesar 6,5% dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia sedang mengupayakan efisiensi anggaran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Pada saat yang sama, tarik UlN juga turut berkontribusi pada kenaikan cadangan devisa dengan mencapai US$10,7 miliar pada Februari 2023.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit dan deposit perbankan meningkat pada bulan yang sama. Pertumbuhan kredit perbankan mencapai 4,4% secara year-on-year (yoy), menunjukkan permintaan kredit yang cukup stabil dari sektor usaha. Sedangkan pertumbuhan deposit perbankan mencapai 5,9% secara year-on-year (yoy), menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih percaya dan memilih untuk menabung di bank sebagai instrumen keuangan yang aman. Hal tersebut menjadi faktor pendukung kenaikan cadangan devisa.
Kenaikan cadangan devisa Indonesia menjadi US$140,3 miliar pada akhir Februari 2023, menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia semakin stabil dan terus tumbuh. Penerimaan pajak dan tarik UlN, serta pengeluaran pemerintah yang efisien menjadi faktor penting dalam pencapaian ini. Selain itu, pertumbuhan kredit dan deposit perbankan yang positif juga menunjukkan adanya keyakinan dari masyarakat dan investor terhadap kondisi ekonomi Indonesia. Namun, pemerintah tetap perlu menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di masa depan.