UNESCO Sarankan Indonesia Perbesar Investasi IPTEK

Beberapa waktu yang lalu Direktur dan Perwakilan Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) Shahbaz Khan memberikan saran tentang pengembangan IPTEK di Indonesia. Dalam pernyataanya Shahbaz menyebutkan bahwa Indonesia harus memperbanyak Investasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Saran Shahbaz Khan ini mengacu pada tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) 2030 agar Indonesia mampu membawa peranan maksimal nantinya.

Indonesia saat ini masih tertinggal dengan beberapa Negara seperti Korea Selatan yang menempati peringkat pertama investasi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menurut data UNESCO Institute For Statistic.

Korea Selatan memiliki 6.856 periset dengan perbandingan satu juta penduduk. Korea menggunakan 4,3 persen Produk Domsetik Bruto (PDB) atau asumsi nilai mencapai 73 milliar dolar AS untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berbagai riset yang sedang dikembangkan.

Sementara Indonesia saat ini hanya memiliki 89 periset dengan perbandingan satu juta penduduk. Dengan nilai 0,1 persen PDB senilai 2 Milliar dolar AS untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berbagai riset yang sedang dikembangkan.

Perbandingan ini saja sudah memperlihatkan bagaimana kurangnnya Indonesia dalam investasi IPTEK. Walaupun dalam kenyataanya Indonesia sudah mulai melakukan pengembangan investasi di berbagai sektor, bahkan tahun 2018 Indonesia sempat masuk dalam posisi 10 besar Negara tujuan investasi terbaik di dunia hasil dari survey yang dilakukan oleh US News.

“Karena itu Indonesia perlu berinvestasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama anak-anak mudanya, agar mereka lebih bersemangat mengembangkan teknologi informasi dan sistem daring,” tutur Khan.

Fakta ini, menurut Khan, menunjukkan bahwa Indonesia perlu lebih mendorong bidang riset dan pengembangan dan mengoptimalkan peran universitas juga institusi seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk menemukan solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi bangsa, dalam kaitannya dengan pencapaian SDGs.

Sebagai Negara dengan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara dan potensi dari berbagai sektor yang bisa dimaksimalkan semaksimal mungkin diharapkan Indonesia mampu menjadi salah satu Negara maju di dunia.