Pertamina Sebut Indonesia Perlu Investasi Gas Untuk Pembangunan Infrastruktur

PT Pertamina menyebutkan bahwa Indonesia memang masih memerlukan investasi di sektor Gas dengan nilai investasi mencapai US$70-80 Miliar. Dana tersebut digunakan untuk melakukan pembangunan infrastruktur gas.

Plt. Direktur Utama Pertamina Yenni Andayani, yang juga menjabat sebagai Chairman Indonesia Gas Society mengatakan, salah sati faktor yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan energi domestik dikarenakan pertumbuhan populasi kelas menengah dan meningkatnya produk domestik bruto (PDB) yang menyeluruh di Indonesia.

Angka pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi energi secara global dan jika tidaj bisa diatasi secepat mungkin maka Indonesia bisa mengalami kelangkaan Gas.

“Sekitar 15 persen kebutuhan energi tersebut dipasok dengan gas, sedangkan sisanya dipasok dengan bumi, batubara dan lainnya,” jelas Yenni dalam keterangan resmi, Selasa (7/2).

Yenni menilai peran gas alam untuk ekonomi Indonesia ke depan akan cukup menonjol yang utamanya dipicu oleh pertumbuhan permintaan gas dari pembangkit listrik PT PLN (Persero) untuk kapasitas total sekitar 14 gigawatt (GW).

Hal itu merupakan bagian program 35 GW pemerintah dan proyek Refinery Development Master Plan pada empat kilang dan dua New Grass Root Refinery milik Pertamina. Selain itu, pertumbuhan juga akan didukung oleh penambahan kapasitas pabrik pupuk dan sektor transportasi.

“Indonesia memerlukan investasi baru untuk mengeksplorasi dan mengembangkan sumber-sumber gas baru serta membangun infrastruktur gas yang akan mengirimkannya ke konsumen akhir,” kata Yenni.

Jika dihitung secara detail makan perhitungan yang benar-benar valid ketika Indonesia memang memerlukan Investasi Gas Alam hingga angka US$70-80 Miliar hingga tahun 2030.

Selain manfaat secara ketersediaan gas alam di Indonesia, jika Investasi Gas Alam ini berjalan lancar maka juga akan membuka lapangan pekerjaan baru di Indonesia dan secara tidak langsung pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami peningkatan. Jika sesuai dengan pepatah, mendayung sekali dua tiga pulau terlampui.

Indonesia sendiri memang sedang gencar melakukan kerjasama dengan berbagai investor asing maupun lokal untuk menggenjot beberapa sektor yang sekiranya memang benar-benar memerlukan investasi besar untuk pengembangannya.